Minggu, 09 Oktober 2022

Tak Cuma Tenggelamkan Jakarta, Banjir Era Anies Baswedan Sampai Telan Korban, Ahok Jadi Dirindukan

Tak Cuma Tenggelamkan Jakarta, Banjir Era Anies Baswedan Sampai Telan Korban, Ahok Jadi Dirindukan
Warta Ekonomi, Jakarta -Pegiat Media Sosial Jhon Sitorus secara tak langsung menyindir Anies Baswedan lewat cuitannya terkait dengan banjir yang mengenang DKI Jakarta.
Dirinya mengatakan ibu kota makin hari makin amburadul dan hal tersebut membuatnya rindu akan kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Jumlah RT yang tergenang banjir Jakarta tersebut setara 0,135 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah ibu kota. Hal itulah yang membuat Jhon geram dan sontak rindu sosok Ahok.
"Kondisi Jakarta yang makin amburadul hari ini jadi rindu Ahok," ujar Jhon Sitorus dikutip dari unggahan twitternya, @Miduk17, Jumat (7/10/2022).
Menurut Jhon, pada era Ahok bahkan pernah hujan semalaman. Tapi tidak separah saat ini yang terjadi di Jakarta.
"Sekarang bahkan lebih seram, banjir bahkan menewaskan warganya (anak2) sendiri," tandas Jhon.
Kamis (6/10/2022) sore, ada tiga siswa wafat dan dua anak terluka akibat banjir di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta.
"Apa yang membedakan Ahok dengan sekarang? Ahok sedia payung sebelum hujan," katanya.
Jhon menyampaikan, di era kepemimpinan gubernur Ahok, persiapan menghadapi banjir dilakukan preventif.
Saat musim kemarau, Jakarta sibuk dengan bersih-bersih waduk, gorong-gorong, dan kali-kali kecil. Semua saluran air dibersihkan agar saat menyambut musim penghujan aliran air tidak mampet
Bahkan kata Jhon, waduk-waduk yang dulu mati, Ahok fungsikan kembali.
"Yang lebih keren adalah pasukan biru. Sebelum musim hujan, pasukan biru era Ahok sangat sibuk menormalisasi semua gorong-gorong di kampung-kampung Jakarta," kenangnya.
Bahkan aliran airnya yang sbelumnya hitam bisa jadi jernih karena got-got air dibersihkan rutin setiap setengah tahun.
Sementara sambung Jhon, yang terjadi sekarang bagaimana? Repot ketika musim penghujan. Berleha-leha saat musim kemarau, sibuk mencari alasan kala hujan mengguyur
"Hujan belum 15 menit, Jakarta sudah tenggelam. Rumah-rumah hanyut, tanah longsor, dinding ambruk Praktis, hanya mengandalkan pompa-pompa air," sindirnya.
Jhon mengatakan, hal ini sungguh sebuah kenyataan yang tragis. Rp 400 Triliun terbuang sia-sia hanya untuk kesenangan belaka.
"Bila urusan Jakarta diserahkan kepada yang bukan ahlinya, nyawa taruhannya," pungkasnya.


0 komentar:

Posting Komentar