
Beragam Akting Sambo Yakinkan Anak Buah: Bentak, Ancam, hingga Menangis
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo berupaya meyakinkan orang sekitarnya bahwa Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat meninggal karena tembak-menembak dengan Bharada Richard Eliezer. Setelah Yosua tewas, Sambo tampak menghubungi sejumlah anak buahnya di kepolisian untuk mengamankan situasi. Ia tak segan membentak dan menggunakan tangisan agar konstruksi perkaranya dipercaya. Kemudian, memerintahkan mengamankan, serta menghilangkan decoder CCTV agar rekaman sekitar rumah dinas Kompleks Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tak ditemukan.
Sambo tak hanya melibatkan Putri Candrawathi, Eliezer, Ricky Rizal, serta Kuat Ma’ruf sebagai terdakwa dugaan pembunuhan berencana. Terbongkar upayanya mengaburkan fakta membawa konsekuensi, enam anak buah yang secara langsung ataupun tak langsung mengikuti perintahnya mesti menghadapi proses peradilan sebagai terdakwa obstruction of justice atau upaya menghalangi penyidikan. Berbagai langkah Sambo mendapatkan kepercayaan anak buahnya terungkap dalam persidangan obstruction of justice di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2022).
Bohongi Hendra Tak berselang lama setelah Yosua Tewas, 8 Juli 2022, Sambo langsung menghubungi mantan Karo Paminal Div Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan. Jaksa penuntut umum (JPU) menyampaikan, Sambo meminta Hendra segera merapat ke kediamannya. “Ada peristiwa apa, Bang?” tanya Hendra, seperti dibacakan jaksa dalam dakwaan. “Ada pelecehan terhadap Mbakmu (Putri Candrawathi),” jawab Sambo.
Melanjutkan skenario, Sambo berdalih Eliezer terbangun dari kamarnya di lantai dua karena mendengar teriakan Putri. Ia lantas bertanya kepada Yosua yang dilihatnya berdiri di depan pintu kamar Putri. Tak mendapat jawaban, Eliezer malah mendapat tembakan dari Yosua. Keduanya pun saling membalas, hingga Yosua tewas. Ceritakan pertemuan dengan Kapolri Malam harinya sekitar pukul 22.00 WIB, Sambo pun meminta sejumlah anak buahnya berkumpul di ruang pemeriksaan biro Provos, Mabes Polri. Di sana ada Eliezer, Kuat Ma’ruf, dan Ricky Rizal. Kemudian Hendra Kurniawan, Karo Provos Div Propam Polri Benny Ali, mantan Kaden A Biro Paminal Divisi Propam Polri Agus Nurpatria, serta Harun.
Dalam kesempatan itu Sambo meyakinkan para anak buahnya bahwa konstruksi perkara yang disebarkan merupakan fakta. Memperkuat argumen, mantan jenderal polisi bintang dua tersebut menceritakan hasil pertemuannya dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. “Kamu nembak enggak Mbo?” tanya Sigit. “Siap tidak jenderal, kalau saya nembak kenapa harus di dalam rumah, pasti saya selesaikan di luar, kalau saya yang tembak bisa pecah itu kepalanya. Karena senjata pegangan saya kaliber 45,” papar Sambo.
Menangis dan mengancam Mantan Wakaden B Biro Paminal Divisi Propam Polri AKBP Arif Rahman Arifin sempat meragukan cerita Sambo. Pasalnya, ia telah melihat rekaman CCTV dari pos security di Kompleks Perumahan Polri, Duren Tiga. Dalam rekaman itu, Yosua tampak masih hidup ketika Sambo tiba di rumah dinasnya.
Hal itu membuktikan cerita Sambo tak sesuai fakta. Ia mengklaim ketika sampai rumah dinas, sudah mendapati Yosua tewas. Bersama Hendra, Arif kemudian bertemu Sambo di ruang kerjanya, 13 Juli 2022. Sambo menampik isi rekaman CCTV itu. Melihat Arif hanya tertunduk tak berani menatapnya saat mempertanyakan kebenaran, Sambo naik pitam dan menangis. “Kenapa kamu tidak berani natap mata saya, kamu kan sudah tahu apa yang terjadi dengan Mbakmu (Putri),” bentaknya.
Merespons situasi, Hendra meminta Arif untuk mempercayai pernyataan Sambo. Tak berhenti di situ, Sambo pun memberikan ancaman pada Arif bahwa jika rekaman CCTV tersebar, maka pihak yang sudah menontonnya mesti bertanggung jawab. Selain Arif ada tiga orang yang menonton rekaman tersebut yakni mantan PS Kasubbagaudir Bag Gak Etika Rowabprof Divisi Propam Polri Kompol Chuck Putranto, mantan PS Kasubbag Riksa Bag Gak Etika Rowabprof Divisi Propam Polri Kompol Baiquni Wibowo, serta Kanitreskrim Polres Jakarta Selatan Ridwan Rhekynellson. Saat Hendra dan Arif pamit undur diri, Sambo memberi pesan agar menutupi fakta tewasnya Yosua. “Pastikan semuanya sudah bersih,” tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar